Rabu, 28 Agustus 2013



" SEJARAH PULAU MENUI"

Menui berasal dari bahasa bugis ‘manu’ yang artinya ayam. Dulunya, saat pertama kali ditemukan oleh orang bugis, di pulau ini banyak terdapat ayam, sehingga dinamakanlah pulau Manu atau Manui. Menurut cerita penduduk setempat, yang pertama kali menemukan pulau ini sebenarnya adalah orang Bugis. Sebagai tanda bahwa mereka telah menemukan pulau ini, orang-orang bugis itu kemudian menancapkan besi payung di daerah tanjung. Akan tetapi, kemudian datang orang Bungku yang juga merasa telah menemukan pulau ini dan menancapkan besi berkarat di bawah besi payung yang telah ditancapkan sebelumnya oleh orang Bugis. Karena besi yang ditancapkan oleh orang Bungku lebih berkarat, maka kemudian dianggap bahwa orang Bungkulah yang pertama kali datang dan menemukan pulau ini. Konon begitulah ceritanya.
Secara administratif pulau ini masuk wilayah kabupaten Morowali, provinsi Sulawesi Tengah. Dalam seminggu, “biasanya” 3 kali jadwal kapal berangkat ke pulau ini dari Bungku (ibukota kabupaten Morowali) yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 14 jam. Pulau Menui sebenarnya lebih dekat dengan Kendari (ibukota Sulawesi Tenggara), kurang lebih 5 jam dengan kapal laut. Itulah sebabnya sehingga aktivitas ekonomi penduduk Menui lebih banyak terhubung dengan kota Kendari. Frekuensi kapal penumpang pun lebih sering ke Kendari daripada ke Bungku.
Topografi wilayah Menui sebagian berupa bukit-bukit, mirip dengan bukit-bukit karst (kapur) yang ada di daerah Gunung Kidul, DIY. Di sini pun air bersih sangat sulit didapatkan. Pada beberapa desa yang berada di wilayah pesisir pantai, airnya terasa payau. Sedangkan pada daerah yang agak masuk ke pedalaman, air bersih diperoleh dengan menampung air hujan. Layaknya daerah karst pada umumnya, di Menui juga terdapat beberapa goa, salah satunya goa Kumapa. Dalam goa ini terdapat sumber air mengalir, yang sepertinya merupakan sistem sungai bawah tanah yang juga terhubung dengan goa-goa lainnya yang ada disekitarnya. Air yang keluar dari goa Kumapa inilah yang dimanfaatkan oleh penduduk desa Kofalagadi untuk keperluan sehari-hari. Air disalurkan ke desa Kofalagadi melalui pipa sepanjang ±2 km.
Jalanan di Pulau Menui
Ini sedikit cerita mengenai goa Kumapa. Goa ini berjarak kurang lebih setengah jam jalan kaki dari ujung desa Kofalagadi. Di sekitar goa banyak kuburan kuno. Menurut warga, di sekitar goa inilah dulunya nenek moyang orang Menui pertama kali membangun pemukiman. Mungkin karena disini sumber air cukup melimpah. Tempat ini termasuk dikeramatkan oleh penduduk sekitar sehingga sering dijadikan tempat bertapa. Di dalam goa terdapat ornamen-ornamen yang pada umumnya biasa terdapat dalam goa seperti stalaktit, stalagmit, dan kanopi. Terdapat dua buah stalagmit yang saling berdempetan dan agak membulat sehingga mirip (maaf) payudara, sehingga oleh penduduk disebut nisan perempuan dan di dekatnya terdapat pula sebuah stalagmit yang lebih tinggi dan agak lonjong mirip (maaf lagi) penis, sehingga disebut nisan laki-laki. Banyak ornamen goa yang sudah rusak karena memang sengaja diambil oleh penduduk. Stalaktit banyak yang telah dijadikan batu nisan oleh penduduk. Padahal proses pembentukan ornamen-ornamen goa memakan waktu yang sangat lama, bisa ratusan bahkan ribuan tahun. Ingatlah selalu pesan ketika akan masuk goa “Take nothing but pictures, leave nothing but footprints, and kill nothing but time”. Selanjutnya mari kita nyanyikan lagu ‘Syukur’ dan ‘Indonesia Raya’. Lho…?
Pintu Masuk Goa Kumapa
Tidak jauh dari goa Kumapa, terdapat sebuah goa lagi yang tidak kalah menariknya kalau kita mendengar ceritanya. Di goa ini terdapat beberapa tengkorak manusia dan tulang belulang lainnya. Selain itu juga terdapat perabot-perabot dan alat-alat yang digunakan orang-orang pada jaman dahulu. Namun saat ini yang tertinggal hanya tengkorak manusia dan tulang2 saja, sedangkan alat2 dan perabot lainnya sudah diambil oleh oleh tangan-tangan panjang. Sangat sulit untuk menemukan pintu masuk goa, karena penduduk Menui sendiri jarang sekali yang pernah masuk ke goa ini.
Karena sulitnya air di pulau ini, dan jenis tanah yang tidak mendukung untuk ditanami padi, di Menui tidak ada sawah. Jenis tanaman bahan makanan pokok yang ditanam adalah jenis umbi-umbian (singkong/ubi dan talas). Dua jenis makanan pokok ini hampir selalu tersedia di meja makan orang Menui, baik dalam bentuk asli maupun olahannya. Jika mereka sedang kedatangan tamu, maka biasanya selain dua makanan pokok asli Menui tersebut, tersedia pula nasi. Orang Menui, terutama generasi tuanya lebih memilih makan singkong dan talas dibanding nasi.
Beragamnya makanan pokok yang biasa dikonsumsi oleh penduduk Menui membuat mereka lebih tahan terhadap krisis pangan (beras). Selama ini pangan pokok dalam mindset kebanyakan orang di Indonesia adalah beras. Sehingga upaya pemerintah untuk tetap memelihara ketahanan pangan adalah dengan memelihara stok beras agar selalu aman dalam rangka memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat. Pembangunan dengan perencanaan dan mindset yang terpusat tanpa memperhatikan kearifan lokal adalah bentuk penjajahan yang terselubung. Penduduk Menui dan papua yang doyan makan umbi-umbian; Palopo dan Maluku yang doyan makan sagu; Gorontalo yang doyan makan Jagung diperkosa seleranya oleh pemerintah.
Jalan menuju goa Kumapa
Berapa puluh tahun lalu, kita sering mendengar istilah intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Tujuan program-program pemerintah itu adalah peningkatan produksi beras. Diasumsikan semua penduduk makan beras. Tersebutlah pada waktu itu Indonesia berhasil swasembada beras, bukan swasembada pangan. Saat inipun beras masih jadi perhatian utama, sehingga menyita perhatian bagi sumber pangan yang lain.
Bayangkan jika generasi muda Menui sekarang sudah tidak mengkonsumsi umbi-umbian lagi, beralih ke beras dan menjadi sangat tergantung dengan beras padahal daerah mereka tidak bisa ditanami padi. Maka jika krisis beras terjadi, bencana kelaparan juga bisa terjadi. Pemerintah baik pusat dan daerah harus bisa memperhatikan dan mengembangkan pangan lokal. Keuntungan yang dimiliki oleh daerah yang memiliki potensi pangan pokok lokal adalah ‘kelenturan’ penduduknya dalam memilih pangan pokok selain beras, sehingga jika salah satu jenis pangan mengalami kelangkaan maka dengan mudah penduduknya bisa beralih ke jenis pangan lain.
Penduduk Indonesia yang jumlahnya ratusan juta ini harus dibiasakan mengkonsumsi pangan selain beras. Bertumpu pada pangan tunggal (beras) akan rawan terhadap gangguan pangan. Dalam banyak hal, seragam tidak lebih baik daripada beragam.
Yang menguasai pangan akan menguasai dunia. Kedaulatan pangan akan membebaskan negara dari ketergantungan pada negara lain. Suharto bisa jatuh pada gerakan reformasi yang salah satunya didorong oleh situasi kerawanan pangan saat itu. Satu-satunya pilihan politik bagi negara kaya sumberdaya seperti Indonesia adalah tidak ada warga negara yang lapar.

Senin, 26 Agustus 2013

foto pemandangan pantai ngapaifado di pulau menui tercinta...
it"s so beautiful....


Kamis, 22 Agustus 2013

Konseling Sebagai Proses Psikologis.


Konseling Sebagai Proses Psikologis.
A.    PENDAHULUAN
1.      Latar belakang
Konseling merupakan suatu hubungan yang bersifat membantu, yaitu interaksi antara konselor dan konseli yang merupakan suatu kondisi yang membuat konseli terbantu dalam mencapai perubahan yang lebih baik.  Bila dicermati, pada hakekatnya konseling itu bersifat psikologis. Namun dalam proses atau impelementasinya terdapat kesalahan atau kerancauan dalam memahami antara konseling dan psikoterapi (psikologi). Baik itu dalam proses maupun pendekatan.
Konseling sebagai proses berarti konseling tidak dapat dilakukan sesaat. Butuh proses yang merupakan waktu untuk membantu klien dalam memecahkan masalah mereka, dan bukan terjadi hanya dalam satu pertemuan. Permasalahan klien yang kompleks dan cukup berat, konseling dapat dilakukan beberapa kali dalam pertemuan secara berkelanjutan
                  Konseling yang lengkap meliputi lima proses, yaitu : Proses pengantaraan, penjajagan, penafsiran, pembinaan, dan penilaian/pengembangan. Sasaran kelima prose situ adalah gatra-gatra yang ada pada diri individu (klien) berkenaan dengan tingkah lakunya yang bermasalah dengan segenap latar belakang dan sangkut pautnya.
            Selain melalui penahapan juga harus dengan diiringi dengan sebuah pendekatan yang tepat agar jalannya konseling dapat berjalan dengan baik.
2.      Rumusan Masalah
            Guna melancarkan dalam penulisan atau agar tidak melebarnya pokok pembahasan maka kami dari penulis membuat rumusan masalah adapun rumusan masalah itu adalah :
a.       Apakah benar konseling sebagai proses psikologis.
b.      Bagaimana dengan aspek psikologis dalam konseling
c.       Seperti apa perbedaan antara konseling dan psikoterapi.
d.      Adakah unsur-unsur yang terdapat dalam konseling.
e.       Seperti apa proses konseling itu.
3.      Tujuan penulisan atau perumusan masalah
a.       Ingin mengetahui apakah benar konseling itu sebagai proses psikologis.
b.      Ingin mengetahui aspek psikologis dalam konseling
c.       Ingin mengetahui perbedaan antara konseling dan psikoterapi
d.      Ingin mengetahui unsur-unsur dalam konseling
e.       Ingin mengetahui bagaimana proses konseling.
f.       Bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah psikologi konseling.

B.     Konseling sebagai proses psikologis
Konseling merupakan suatu hubungan yang bersifat membantu, yaitu interaksi antara konselor dan konseli yang merupakan suatu kondisi yang membuat konseli terbantu dalam mencapai perubahan yang lebih baik.  Bila dicermati, pada hakekatnya konseling itu bersifat psikologis. Dari sisi tujuan, proses serta konsep yang tercakup menunjukkan bukti bahwa konseling merupakan proses psikologis. Dari sisi tujuannya, rumusan tujuan konseling itu adalah berupa pernyataan yang menggambarkan segi-segi psikologis (perilaku) dalam diri klien; dari prosesnya, seluruh proses konseling merupakan proses kegiatan yang bersifat psikologis; dan dilihat dari teori atau konsepnya, konseling bertolak dari teori-teori atau konsep-konsep psikologi. Dari hakekatnya sebagai hubungan yang bersifat membantu dan sebagai proses psikologis, konseling memberikan pengalaman belajar yang baru kepada klien. Bagi individu yang berada dalam rentangan normal, konseling merupakan lingkungan yang sedemikian rupa dapat membantu memberikan pengaruh utnuk mengurangi hambatan ke arah perwujudan diri yang lebih baik. Bagi individu yang menghadapi gangguan psikologis, konseling dapat membantu memperbaiki keadaan sehingga yang bersangkutan kembali ke keadaan normal dan lebih baik. Dalam konseling, konselor harus mampu menciptakan interaksi konseling sedemikian rupa sehingga pada akhirnya klien memperoleh sesuatu yang baru yang belum pernah mereka miliki sebelumnya. Bilamana konselor gagal dalam memberikan pengalaman baru kepada kliennya, maka itu berarti konseling telah gagal.  Semua teori pada dasarnya secara eksplisit atau implisit sepakat bahwa konseling harus merupakan pengalaman baru yang memberikan kesempatan kepada orang untuk memandang dirinya sendiri dan hidup secara berbeda, untuk mengalami dan menyatakan perasaan secara berbeda, dan untuk berperilaku dalam cara-cara yang baru. Merujuk pada pandangan Nelson (1982), sekurang-kurangnya ada enam macam pengalaman baru yang dapat diperoleh oleh klien dalam proses konseling, yaitu:
  1. Mengenal Konflik-Konflik Internal  Konseling membantu orang untuk mengenal bahwa masalah-masalah yang dialaminya sesungguhnya bersumber dari konflik-konflik yang ada dalam dirinya dan bukan karena situasi di luar dirinya. Pada umumnya orang menganggap bahwa masalah yang dihadapinya disebabkan oleh hal-hal di luar dirinya. Melalui konseling klien dibantu untuk menyadari bahwa masalah psikologis yang dihadapinya sesungguhnya berada di dalam dirinya, apa yang ada di luar dirinya merupakan faktor yang mempengaruhi. Sedangkan faktor yang menentukan ada di dalam dirinya sendiri. Dengan demikian masalah-masalah yang dibawa ke konseling sebenarnya berada dalam pribadi klien. Ada 3 macam faktor-faktor internal yang menyebabkan konflik dalam diri individu, yaitu:
(1) penilaian negatif terhadap diri sendiri,
(2) keharusan psikologis,
(3) konflik kebutuhan
2. Menghadapi Realitas Banyak orang menghadapi berbagai masalah dalam dirinya karena kekurang mampuannya menghadapi realitas.  Mereka tidak mengetahui realitas yang sebenarnya, atau mengetahui dengan salah atau kelliru, atau hanya mengetahui sebagian kecil saja. Konseling sesungguhnya merupakan kesempatan untuk membantu individu dalam menghadapi realitas secara efektif. Proses konseling dapat membantu seseorang untuk memperoleh suatu pengalaman yang sedemikian rupa sehingga mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang realitas dan mampu menghadapinya secara efektif.  Ada tiga hal yang pada umumnya menjadi sebab orang kurang mampu menghadapi realitas, yaitu menghindar, generalisasi berlebihan, dan menyalahkan.
3. Mengembangkan diri
                  Konseling merupakan pengalaman yang dapat membawa orang untuk menemukan siapa dia sesungguhnya dan hidup sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Bila orang mengetahui siapa dia secara benar, mereka akan menyadari hal-hal yang spesifik dirinya antara lain mengenai kebutuhannya, nilai- nilainya, sikap-sikapnya, motifnya, kekuatan dan kelemahannya,dsb. Karena ia memahami benar tentang dirinya, maka ia akan memanfaatkan waktu dan dirinya sesuai dengan peta psikologisnya untk mencapai perkembangan optimal dan kebahagiaan dirinya. Di samping itu pemahaman tentang realitas diri perlu diimbangi dengan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain secara efektif.  Dalam kaitan dengan konseling ada tiga hal yang berkenaan dengan masalah kurangnya tilikan, yaitu gambaran atau kesan palsu, saringan psikologis, kebingungan.
4 Memulai Suatu Hubungan Baru
Konseling memberi peluang kepada orang untuk memperoleh suatu jenis hubungan baru yang mungkin belum diperoleh sebelumnya. Dalam konsleing, klien berinteraksi dengan konselor dalam serangkaian wawancara konseling. Selama interaksi ini klien akan menghayati suatu hubungan baru yang dapat mengembangkan keadaan pribadinya. Konselor yang efektif adalah seorang yang sehat secara psikologis, peduli kepada orang lain dalam konseling, mengetahui pengetahuan tentang perilaku, dan memiliki keterampilan untuk membantu orang lain. Dengan kualitas seperti ini, klien yang berinteraksi dengan konselor, akanmemperoleh pengalaman baru yang mungkin belum diperoleh sebelumnya atau dalam hubungan-hubungan lainnya. Mungkin ada seseorang yang pernah berhubungan dengan orang yang sehat psikologis tetapi kurang memiliki keterampilan membantu akan tetapi kurang memiliki pengetahuan tentang perilaku.
5 Meningkatnya Kebebasan Psikologis
Banyak orang menghadapi kesulitan dan masalah karena dalam dirinya terdapat kekurang bebasan dalam menayatakan hal-hal yang bersifat psikologis. Misalnya merasa takut untuk berbeda pendapat dengan orang lain, malu mengakui kesalahan diri sendiri atau kesalahan orang lain, merasa tidak bebas untuk menyatakan perasaan tertentu, dsb.  Konseling pada hakekatnya memberikan kesempatan kepada individu untuk mampu menyatakan dirinya secara bebas dan benar. Dalam konsleing, individu dibantu untuk bagaimana menyatakan hal-hal yang bersifat psikologis dengan cara yang dapat dibenarkan. Beberapa kebebasan psikologis yang dapat dikembangkan melalui konseling yaitu kebebasan untuk mengakui ketidaksempurnaan diri sendiri, mempertanggungjawabkan perilaku sendiri, mengecewakan orang lain, dan untuk menyatakan perasaan

Rabu, 21 Agustus 2013

METODE PEMBELAJARAN “CERAMAH”

KATA PENGANTAR
 
Asslamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas taufik dan hidayahnya Tugas Makalah Psikologi Pendidikan yang berjudul ”Metode Pembelajaran Ceramah” dapat kami selesaikan. Dalam tugas yang kami buat ini, tentu kiranya masih terjadi banyak kekurangan terhadap pernyataan yang kami sampaikan. Kami selaku yang menjalankan tugas memohon maaf yang sebesarnya, jika masih ada kekurangan dari apa yang kami sampaikan, karena mengingat kami masih dalam tahap pembelajaran. Dan kami harap dosen pembimbing mata kuliah “Psikologi Pendidikan” akan selalu memberikan masukan dan arahan demi kebaikan kami kedepannya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

                                                                                          Kendari, 25 april 2013

                                                                                                      Kelompok I          
                                                                                                      penulis







DAFTAR ISI

Kata Pengantar  ........................................................................................................................ i
Daftar isi  ................................................................................................................................. ii
BAB I ...................................................................................................................................... 1
A.    Latar Belakang  ..........................................................................................................  1
B.     Rumusan MasalaH .....................................................................................................  2
C.     Tujuan  .......................................................................................................................  2
D.    Manfaat ....................................................................................................................... 2
BAB II    PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A.    Pengertian Metode Ceramah ....................................................................................... 3
B.     Langkah-Langkah Yang Di Perlukan Oleh Guru Dalam Menerapkan Metode Ceramah ...................................................................................................................... 5
C.     Kelebihan dan kekurangan metode caramah  ...............................................................7
D.    Contoh materi   ........................................................................................................... 8
BAB III   PENUTUP  ..............................................................................................................13
A.    Kesimpulan ..................................................................................................................13
B.     Saran  ...........................................................................................................................14
DAFRAT PUSTAKA .............................................................................................................15       




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan kebudayaan kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.
            Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pemenrintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
            Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal(sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik, hal ini tampak rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu (belajar untuk belajar).
            Untuk membantu siswa memahami konsep-konsep dan memudahkan guru dalam mengajarkan konsep-konsep tersebut diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang langsung mengaitkan materi konteks pelajaran dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sendiri.
            Persoalan sekarang adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan sehingga siswa dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut.
            Pada makalah ini akan dibahas metode yang biasa dipakai di sekolah formal dalam menyampaikan materi kepada anak didik yakni Metode Ceramah..
            Namun akan di temukan kekurangan dan kelebihan pada metode ini, dan perlu di ketahui bahwa tidak ada metode yang tepat untuk segala situasi dan kondisi. Untuk itu pendidik di harapakan mampu menyesuaikan materi dengan metode yang akan di pakai, agar materi tersampaikan dengan baik.


B.   Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari latar belakang diatas yaitu :
1.    Apakah pengertian metode ceramah?
2.    Bagaimanakah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam menggunakan metode ceramah?
3.    Apakah kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran ceramah?

C.  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1.    Menganalisis pengertian metode ceramah.
2.    Mendeskripsikan langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam menggunakan metode ceramah.
3.    Menganalisis kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran ceramah.

D.  Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
1.    kita dapat mengetahui pengertian metode pembeajaran “ cerama
2.    kita dapat mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam menggunakan metode cerama
3.    kita dapat kelebihan dan kekurangan metode metode pembelajaran “ cerama “.








BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Metode Ceramah
Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada pelajar, karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif. Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat berlangsungnya pengajaran.
Pengajaran dikatakan efektif  bila guru dapat membimbing anak-anak untuk memasuki situasi yang memberikan pengalaman yang dapat menimbulkan kegiatan belajar pada anak itu. Guru secara terus menerus membimbing anak untuk berpartisipasi secara aktif dan tekun mengikuti pengajaran secara sukarela. Oleh karena itu pengalaman belajar yang diberikan oleh guru dalam kegiatan demonstrasi harus relevan dengan kehidupan dan ada kesinambungan dengan pengalaman yang lalu maupun pengalaman yang akan datang.
Ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak digunakan dalam prosesbelajar mengajar. Metode ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan cara lisan. Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta didik. Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu metode ini boleh dikatakan sebagai metode pengajaran  tradisional karena  sejak dulu   metode   ini  digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Anggapan-anggapan negatif tentang metode ceramah sudah seharusnya patut diluruskan, baik dari segi pemahaman artikulasi oleh guru maupun penerapannya dalam proses belajar mengajar disekolah.
Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio visual lainnya.
Definisi lain ceramah menurut bahasa berasal dari kata lego (bahasa latin) yang diartikan secara umum dengan “mengajar” sebagai akibat guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan menggunakan buku kemudian menjadi lecture method atau metode ceramah.Metode ceramah itu sendiri pada dasarnya memiliki banyak pengertian dan jenisnya. Berikut ini beberapa pengertian dari metode ceramah, antara lain :
·      Metode ceramah adalah penyajian informasi secara lisan baik formal maupun informal.
·      Metode ceramah menurut Gilstrap dan Martin 1975 : ceramah berasal dari bahasa latin yaitu Lecturu, Legu ( Legree, lectus) yang berati membaca kemudian diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.
·      Metode ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode ceramah ini sering kita jumpai pada proses-proses pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat yang rendah sampai ke tingkat perguruan tinggi, sehingga metode seperti ini sudah dianggap sebagai metode yang terbaik bagi guru untuk melakukan interaksi belajar mengajar. Satu hal yang tidak pernah menjadi bahan refleksi bagi guru adalah tentang efektifitas penggunaan metode ceramah yaitu mengenai minat dan motivasi siswa, bahkan akhirnya juga berdampak pada prestasi siswa.
Definisi metode ceramah diatas, bila langsung diserap dan diaplikasikan tanpa melalui pemahaman terlebih dahulu oleh para guru tentu hasil yang didapat dari penerapan metode ini akan jauh dari harapan, seperti halnya yang terjadi dalam problematika saat ini. Hampir setiap guru sejarah menggunakan metode ceramah yang jauh dari kaidah-kaidah metode ceramah seharusnya.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengertian metode ceramah, dapat kita lihat beberapa defenisi yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:
·       Menurut Suryono
     Metode ceramah adalah Penuturan atau penjelasan guru secara lisan, di mana dalam pelaksanaanya guru dapat menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan  kepada murid-muridnya.
·       Menurut  Roestiyah N.K
Metode ceramah adalah Suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.

·       Menurut Team Didaktik Metodik
     Metode ceramah adalah Penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas”.
·       Menurut Winarno Surahmad, M.Ed,
Ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang dikemukakan oleh guru.
Dengan berbagai macam pendapat yang penulis paparkan di atas, maka setelah dianalisa dengan baik dan seksama maka pada dasarnya pengertian itu sama, yaitu penulis mengambil kesimpulan bahwa metode ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan.
Metode ceramah merupakan metode mengajar yang paling banyak digunakan, hal ini mungkin dianggap oleh guru sebagai metode mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Kalau bahan pelajaran dikuasai dan sudah ditentukan urutan penyampaiannya, guru tinggal menyajikannya di depan kelas. Siswa-siswa memperhatikan guru berbicara, mencoba menangkap apa isinya dan membuat catatan.

B.       Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh guru dalam menerapkan metode    ceramah
Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah metode ceramah paling populer dikalangan para pendidik. Sebelum metode lain yang dipakai untuk mengajar, metode ceramah yang paling dulu digunakan, hanya bagaimana menggunakan metode ceramah yang efektif dan efisien. Oleh karena itu disarankan agar para pendidik dapat mengikuti langkah-langkah penggunaan metode ceramah di bawah ini:
1.Melakukan pendahuluan sebelum bahan baru diberikan dengan cara sebagai berikut:
a).  Menjelaskan tujuan lebih dulu kepada peserta didik dengan maksud agar peserta didik mengetahui arah kegiatannya dalam belajar, bahkan tujuan itu dapat membangkitkan motivasi belajar jika bertalian dengan kebutuhan mereka.
b). Setelah itu baru dikemukakan pokok-pokok materi yang akan dibahas. Hal ini  dimaksudkan agar peserta didik melihat luasnya bahan pelajaran yang akan dipelajarinya.
c).  Memancing pengalaman peserta didik yang cocok dengan materi yang akan dipelajarinya. Caranya ialah dengan pertanyaan-pertanyaan yang menarik perhatian mereka.

2. Menyajikan bahan baru dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1.        Perhatian peserta didik dari awal sampai akhir pelajaran harus tetap terpelihara. Semangat mengajar memberi bantuan sepenuhnya dalam memelihara perhatian peserta didik kepada pelajarannya.
2.        Menyajikan pelajaran secara sistematis, tidak berbelit-belit dan tidak meloncat-loncat.
3.        Kegiatan belajar mengajar diciptakan secara variatif, jangan membiarkan peserta didik hanya duduk dan mendengarkan, tetapi berilah kesempatan untuk berpikir dan berbuat. Misalnya pelatihan mengerjakan tugas, mengajukan pertanyaan, berdiskusi, atau melihat peragaan.
4.        Memberi ulangan pelajaran kepada response, jawaban yang salah dan benar perlu ditanggapi sebaik-baiknya.
5.        Membangkitkan motivasi belajar secara terus menerus selama perjalanan berlangsung. Motivasi belajar akan selalu tumbuh jika sesuatu belajar menyenangkan.
6.        Menggunakan media pelajaran yang variatif, yang sesuai dengan tujuan pelajaran.

3. Menutup pelajaran pada akhir pelajaran. Kegiatan perlu diperhatikan pada penutupan itu adalah sebagai berikut:
1.    Mengambil kesimpulan dari semua pelajaran yang telah diberikan, dilakukan oleh peserta   didik di bawah bimbingan guru.
2.    Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menanggapi materi pelajaran yang telah diberikan terutama mengenai hubungan dengan pelajaran lain.
3.    Melaksanakan penilaian secara komprehensif untuk mengukur perubahan tingkah laku.

Dalam memberikan suatu ceramah seharusnya menggunakan gaya percakapan yang antusias, dan ceramah juga harus disampaikan dengan suara yang cukup nyaring. Banyak guru yang berbicara terlalu lemah, sehingga kelas gaduh. Hal ini dapat menimbulkan frustasi pada siswa yang tidak pandai menangkap arti kata-kata yang di ucapkan oleh guru.
Bahaya lain yang tersembunyi yaitu kecenderungan guru-guru yang biasa menggunakan bahasa yang hanya dipahami oleh kalangan tertentu. Ini sering dilakukan untuk menunjukan bahwa mereka cerdas, berpendidikan tinggi. Padahal sebenarnya sebagian besar dari mereka tidak memahaminya. Seharusnya jika ingin menggunakan kata-kata baru, terlebih dahulu seorang guru harus memberikan definisinya.
Teknik lain yaitu menggunakan gerakan badan, karena banyak guru dalam pelaksanaan mengajar hanya terpaku di mejanya. Mereka tidak pernah berjalan-jalan diantara tempat duduk siswanya. Penceramah seharusnya bebas bergerak, dengan demikian, ia dapat menarik perhatian siswa-siswanya (seperti sasaran yang bergerak), disamping dapat juga mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh siswa-siswanya.
Selanjutnya, begitu memulai pelajaran tataplah muka para siswa adakanlah kontak mata, mereka akan lebih tertarik bila melihat gurunya memberikan perhatian kepada mereka. Selain itu perlu juga dihindarkan kebiasaan-kebiasaan bicara yang kiranya dapat mengganggu mereka. Karena bila digunakan secara berlebihan sudah pasti sangat merugikan. Nada suara yang monoton pun dapat membelokan perhatian terhadap materi pelajaran.

C.  Kelebihan dan kekurangan metode wawancara
Setiap metode pembelajaran yang sering digunakan oleh para pendidik dalam proses belajar mengajar memilki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Salah satunya seperti metode cerama. Metode ini merupakan metode pembelajaran yang paling dominan digunakan oleh para pengajar. Walaupun demikian metode ini memiliki kelebihan dan kekurangannya.
1.    Kelebihan Metode Ceramah
Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan, yaitu:
·      Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
·       Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
·      Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
·      Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena se-penuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
·      Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
2.  kelemahan metode cerama
Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
·      Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
·      Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme
·      Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran, pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
·      Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

D.   Contoh materi
Salah satu contoh materi yang digunakan dalam metode cerama misalnya seperti materi tentang sosialisasi.
a.    Pengertian sosialisasi
Secara sederhana sosialisasi adalah sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan cara individu mempelajari hidup, norma, dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya. Adapun definisi sosialisasi menurut para ahli antara lain:
1.    Sorjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-orang di sekitarnya.
Contoh: Bu Tina mengajarkan anaknya mengucapkan kata “terima kasih” setelah diberi sesuatu oleh orang lain dengan tujuan agar anaknya bisa menghargai orang lain.


2.    Broom & Selznic
Sosialisasi adalah proses membangun atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada diri seseorang.
Contoh: Sekelompok polisi yang memberikan pengarahan tentang keselamatan berkendara.
3.    Peter L. Berger
Sosialisasi ialah proses pada seorang anak yang sedang belajar menjadi anggota masyarakat. Adapun yang dipelajarinya ialah peranan pola hidup dalam masyarakat yang sesuai dengan nilai dan norma-norma maupun kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
b.  Proses Sosialisasi. 
Sosialisasi adalah proses yang memungkinkan seseorang belajar tentang sikap-sikap, nilai-nilai, atau tindakan-tindakan yang di anggap tepat oleh suatu masyarakat atau oleh satu kebudayaan tertentu. Dalam artian lain, sosialisasi terjadi melalui interaksi individu dengan individu lainnya. Individu disini belajar sesuatu dari orang-orang yang dekat seperti keluarga, teman, guru, dan orang-orang yang berada dilingkungannya. Ada beberapa proses dalam sosialisasi yaitu: 
1.    Proses Internalisasi, Proses internalisasi adalah proses panjang dan berlangsung seumur hidup yang dialami manusia. Dimana dalam proses ini ia belajar membentuk kepribadian melalui perasaan, nafsu-nafsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya. 
2.    Proses Sosialisasi, Proses sosialisasi merupakan proses seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku kelompoknya. 
3.    Proses Inkulturasi, Proses inkulturasi adalah proses pembudayaan seseorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, system norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. 
c.  Bentuk-Bentuk Sosialisasi 
           Dalam ilmu Sosiologi proses sosialisasi dapat dibedakan menjadi empat bagian diantaranya : 
1.    Sosialisasi Primer, Sosialisasi primer merupakan bentuk sosialisasi pertama yang diterima atau dijalani seorang anak dilingkungan keluarganya, dan berfungsi mengantar mereka memasuki kehidupan sebagai anggota masyarakat. Di lihat dari segi caranya. Sosialiasasi yang berlangsung dalam keluarga dapat di bedakan menjadi : a. Sosialisasi Represif Sosialisasi represif merupakan sosialisasi yang mengutamakan penggunaan hukum komunikasi suatu arah kepatuhan penuh anak–anak kepada orang tua karena peran orang tua dalam proses tersebut sangatlah dominan. b. Sosialisasi Partisipan Sosialisasi partisipan dimaknai sebagai proses yang lebih mengutamakan penggunaan motivasi, komunikasi, penghargaan, dan hak otonomi kepada anak. 
2.    Sosialisasi Sekunder, Sosialisasi sekunder adalah bentuk sosialisasi lanjutan dimana seseorang menjalani sosialisasi dengan orang lain setelah keluarga atau di sektor-sektor kehidupan yang nyata dalam masyarakat. 
3.    Sosialisasi Formal, Sosialisasi formal adalah sosialisasi yang dilakukan melalui proses pendidikan atau disuatu lembaga formal. 
4.    Sosialisasi Non-formal, Sosialisasi non-formal merupakan sosialisasi yang tidak sengaja dilakukan seseorang dan terbuka bagi semua orang. 
d.   Tahap-tahap Sosialisasi 
1.    Tahap Persiapan (Preparatory Stage), Tahap ini adalah tahap yang dialami manusia sejak dilahirkan dan sering dikatakan sebagai tahap anak berusia 0-2 tahun. Tahap ini juga seorang anak baru mulai mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya.
2.    Tahap Meniru (Play Stage), Tahap ini seorang anak mulai belajar mengambil peran orang yang berda disekitarnya. Ia mulai menirukan peran yang dilihat, didengar, atau dijalankan oleh orang tuannya lingkungan sekitarnya. 
3.    Tahap Siap Bertindak (Game Stage), Tahap ini anak bukan hanya mengetahui peran yang harus dijalankan, tetapi telah mengetahui peran yang harus dijalankan secara sadar layaknya seorang remaja. Disini seorang telah mampu menempatkan dirinya pada posisi orang lain dan hubungannya semakin kompleks.
4.    Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Stage), Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Tahap ini, mereka memahami peran yang dijalankan secara optimal. Seperti seorang murid yang memahami peran guru dan peran orang lain disekelilingnya. 
e.   Media Sosialisasi 
           Media sosialisasi adalah pihak-pihak yang memiliki peran penting dalam memengaruhi, melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada beberapa agen yang utama dalam proses sosialisasi pada manusia, yaitu: 
1.    Keluarga Media, Media sosialisasi keluarga merupakan media sosialisasi pertama yang diterima seorang anak karena meliputi orang-orang dekatnya seperti : ayah, ibu, saudara kandung, saudara angkat, dan keluarga lain yang tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Melalui lingkungan tersebut, anak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan sehari-hari. 
2.    Teman Bermain, Media sosialisasi teman bermain dialami seorang anak setelah media sosialisasi keluarga. Dalam media ini, seorang anak belajar berinteraksi dengan orang-orang yang sederajat karena mereka sebaya. Dalam sosialisasi dengan teman sebaya, seorang anak mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat. Sosialisasi ini juga, seorang anak mempelajari nilai-nilai sosial dan nilai-nilai keadilan. 
3.    Media Sekolah, Media sosialisasi dalam sekolah merupakan media yang dialami seorang anak dilembaga pendidikan sekolah. Lembaga ini memberikan suatu pengaruh terhadap seorang anak berupa ilmu, keterampilan, kemandirian, prestasi, nilai dan norma kebudayaan bangsa atau negara, dan hal-hal yang belum ia temukan di media sosialisasi keluarga dan teman bermain. 
4.    Media Massa, Media sosialisasi media massa melakukan proses sosialisasi melalui media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (televise, radio, video, internet, film). Media massa akan mempengaruhi atau mengajarkan kepada seseorang tentang hal-hal yang belum ia ketahui sebelumnya, baik berupa hal positif maupun negatif. 
f .   Tujuan Sosialisasi 
Di dalam kehidupan bermasyarakat hendaklah kita bersosialisasi. Sosialisasi mempunyai tujuan diantaranya : 
1.    Menumbuhkan disiplin 
2.    Menanamkan aspirasi atau cita-cita 
3.    Mengenalkan lingkungan sekitar atau beradaptasi. 
4.    Mengajarkan peran-peran sosial dan sikap-sikap penunjangnya. 
5.    Mencegah terjadinya perilaku menyimpang dan menjaga hubungan sosial. 
6.    Mengagarkan keterampilan sebagai persiapan dasaruntuk berpartisipasi dalam kehidupan orang dewasa. 


g.   Fungsi Sosialisasi 
Sosialisasi merupakan proses pembelajaran nilai dan norma sosial untuk membentuk prilaku dan kepribadian individu dalam masyarakat. Adapun fungsi sosialisasi sebagai berikut: 
1.    Membentuk pola perilaku individu. 
2.    Menjaga keteraturan hidup dalam masyarakat. 
3.    Menjaga integrasi kelompok dalam masyarakat

Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Standar Kompetensi
Alokasi Waktu
Siswa mampu memahami makna sosialisasi dan mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam sosialisasi.
·     Defenisi soosialisasi
·     Proses sosialisasi

·     Bentuk-bentuk sosialisasi
·     Tahap-tahap sosialisasi
·     Media sosialisasi


·     Tujuan dan fungsi sosialisasi
·      Mampu memahami makna sosialisasi.
·      Memahami proses sosialisasi.
·      Memahami bentuk-bentuk sosialisasi.
·      Memahami tahap-tahap sosialisasi.
·      Siswa mampu memahami media sosialisasi.
·      Memahami tujuan dan fungsi sosialisasi.
2 x 40 Menit





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan :
1.      Metode ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan.
2.      Ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak digunakan dalam prosesbelajar mengajar. Metode ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan cara lisan. Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta didik. Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu metode ini boleh dikatakan sebagai metode pengajaran  tradisional karena  sejak dulu   metode   ini  digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
3.      Dalam penerapan metode ceramah ada perlu dengan memperhatikan tahap-tahap seperti Melakukan pendahuluan, Menyajikan bahan/ materi baru dan Menutup pelajaran pada akhir pelajaran.
4.      Kelebihan metode ceramah :
·      Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
·      Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
·      Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
·      Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena se-penuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
·      Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
5.      Kelemahan metode ceramah
·      Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
·      Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
·      Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran, pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
·      Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

B.  Saran
Dari kesimpulan diatas, maka saran dari penulis makalahh ini yaitu :
1.    Bagi mereka yang terlibat dalam dunia keguruan termasuk teman-teman mahasiswa bimbingan dan konseling, hendaknya secara antusias meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan.
2.    Sebagai calon pendidik harus Meningkatkan gaya pengajaran dengan memahami berbagai metode, teknik, dan pendekatan sesuai dengan kondisi.
3.    Disamping menggunakan berbagai teknik mengajar, perlu juga Memanfaatkan teknologi agar terdapat fariasi dalam proses belajar-mengajar.

Daftar pustaka

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta :  Rineka Cipta
Pidarta,Made. 1990.Cara Belajar Mengajar di Universitas Negara Maju. Jakarta: Bumi Aksara.  
Soetopo, Hendyat. 2005. Pendidikan dan Pembelajaran. Malang : UMM Press.