Konseling
Sebagai Proses Psikologis.
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Konseling merupakan suatu hubungan yang bersifat
membantu, yaitu interaksi antara konselor dan konseli yang merupakan suatu
kondisi yang membuat konseli terbantu dalam mencapai perubahan yang lebih
baik. Bila dicermati, pada hakekatnya konseling itu bersifat psikologis.
Namun dalam proses atau impelementasinya terdapat kesalahan atau kerancauan
dalam memahami antara konseling dan psikoterapi (psikologi). Baik itu dalam
proses maupun pendekatan.
Konseling
sebagai proses berarti konseling tidak dapat dilakukan sesaat. Butuh proses
yang merupakan waktu untuk membantu klien dalam memecahkan masalah mereka, dan
bukan terjadi hanya dalam satu pertemuan. Permasalahan klien yang kompleks dan
cukup berat, konseling dapat dilakukan beberapa kali dalam pertemuan secara
berkelanjutan
Konseling
yang lengkap meliputi lima proses, yaitu : Proses pengantaraan, penjajagan,
penafsiran, pembinaan, dan penilaian/pengembangan. Sasaran kelima prose situ
adalah gatra-gatra yang ada pada diri individu (klien) berkenaan dengan tingkah
lakunya yang bermasalah dengan segenap latar belakang dan sangkut pautnya.
Selain melalui penahapan juga harus dengan diiringi dengan sebuah pendekatan
yang tepat agar jalannya konseling dapat berjalan dengan baik.
2. Rumusan Masalah
Guna melancarkan dalam penulisan atau agar tidak melebarnya pokok pembahasan
maka kami dari penulis membuat rumusan masalah adapun rumusan masalah itu
adalah :
a.
Apakah
benar konseling sebagai proses psikologis.
b.
Bagaimana
dengan aspek psikologis dalam konseling
c.
Seperti
apa perbedaan antara konseling dan psikoterapi.
d.
Adakah
unsur-unsur yang terdapat dalam konseling.
e.
Seperti
apa proses konseling itu.
3. Tujuan penulisan atau perumusan masalah
a.
Ingin
mengetahui apakah benar konseling itu sebagai proses psikologis.
b.
Ingin
mengetahui aspek psikologis dalam konseling
c.
Ingin
mengetahui perbedaan antara konseling dan psikoterapi
d.
Ingin
mengetahui unsur-unsur dalam konseling
e.
Ingin
mengetahui bagaimana proses konseling.
f.
Bertujuan
untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah psikologi konseling.
B. Konseling sebagai proses psikologis
Konseling merupakan suatu hubungan yang bersifat membantu, yaitu
interaksi antara konselor dan konseli yang merupakan suatu kondisi yang membuat
konseli terbantu dalam mencapai perubahan yang lebih baik. Bila
dicermati, pada hakekatnya konseling itu bersifat psikologis. Dari sisi tujuan,
proses serta konsep yang tercakup menunjukkan bukti bahwa konseling merupakan
proses psikologis. Dari sisi tujuannya, rumusan tujuan konseling itu adalah
berupa pernyataan yang menggambarkan segi-segi psikologis (perilaku) dalam diri
klien; dari prosesnya, seluruh proses konseling merupakan proses kegiatan yang
bersifat psikologis; dan dilihat dari teori atau konsepnya, konseling bertolak
dari teori-teori atau konsep-konsep psikologi. Dari hakekatnya sebagai hubungan
yang bersifat membantu dan sebagai proses psikologis, konseling memberikan
pengalaman belajar yang baru kepada klien. Bagi individu yang berada dalam
rentangan normal, konseling merupakan lingkungan yang sedemikian rupa dapat
membantu memberikan pengaruh utnuk mengurangi hambatan ke arah perwujudan diri
yang lebih baik. Bagi individu yang menghadapi gangguan psikologis, konseling
dapat membantu memperbaiki keadaan sehingga yang bersangkutan kembali ke
keadaan normal dan lebih baik. Dalam konseling, konselor harus mampu
menciptakan interaksi konseling sedemikian rupa sehingga pada akhirnya klien
memperoleh sesuatu yang baru yang belum pernah mereka miliki sebelumnya.
Bilamana konselor gagal dalam memberikan pengalaman baru kepada kliennya, maka
itu berarti konseling telah gagal. Semua teori pada dasarnya secara
eksplisit atau implisit sepakat bahwa konseling harus merupakan pengalaman baru
yang memberikan kesempatan kepada orang untuk memandang dirinya sendiri dan
hidup secara berbeda, untuk mengalami dan menyatakan perasaan secara berbeda,
dan untuk berperilaku dalam cara-cara yang baru. Merujuk pada pandangan Nelson
(1982), sekurang-kurangnya ada enam macam pengalaman baru yang dapat diperoleh
oleh klien dalam proses konseling, yaitu:
- Mengenal Konflik-Konflik Internal Konseling membantu orang untuk mengenal bahwa masalah-masalah yang dialaminya sesungguhnya bersumber dari konflik-konflik yang ada dalam dirinya dan bukan karena situasi di luar dirinya. Pada umumnya orang menganggap bahwa masalah yang dihadapinya disebabkan oleh hal-hal di luar dirinya. Melalui konseling klien dibantu untuk menyadari bahwa masalah psikologis yang dihadapinya sesungguhnya berada di dalam dirinya, apa yang ada di luar dirinya merupakan faktor yang mempengaruhi. Sedangkan faktor yang menentukan ada di dalam dirinya sendiri. Dengan demikian masalah-masalah yang dibawa ke konseling sebenarnya berada dalam pribadi klien. Ada 3 macam faktor-faktor internal yang menyebabkan konflik dalam diri individu, yaitu:
(1) penilaian negatif
terhadap diri sendiri,
(2) keharusan
psikologis,
(3) konflik kebutuhan
2. Menghadapi Realitas Banyak orang menghadapi berbagai masalah
dalam dirinya karena kekurang mampuannya menghadapi realitas. Mereka
tidak mengetahui realitas yang sebenarnya, atau mengetahui dengan salah atau
kelliru, atau hanya mengetahui sebagian kecil saja. Konseling sesungguhnya
merupakan kesempatan untuk membantu individu dalam menghadapi realitas secara
efektif. Proses konseling dapat membantu seseorang untuk memperoleh suatu
pengalaman yang sedemikian rupa sehingga mereka memiliki pemahaman yang lebih
baik tentang realitas dan mampu menghadapinya secara efektif. Ada tiga
hal yang pada umumnya menjadi sebab orang kurang mampu menghadapi realitas,
yaitu menghindar, generalisasi berlebihan, dan menyalahkan.
3. Mengembangkan diri
Konseling merupakan pengalaman yang dapat membawa orang untuk menemukan
siapa dia sesungguhnya dan hidup sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Bila
orang mengetahui siapa dia secara benar, mereka akan menyadari hal-hal yang
spesifik dirinya antara lain mengenai kebutuhannya, nilai- nilainya,
sikap-sikapnya, motifnya, kekuatan dan kelemahannya,dsb. Karena ia memahami
benar tentang dirinya, maka ia akan memanfaatkan waktu dan dirinya sesuai
dengan peta psikologisnya untk mencapai perkembangan optimal dan kebahagiaan
dirinya. Di samping itu pemahaman tentang realitas diri perlu diimbangi dengan
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain secara efektif. Dalam
kaitan dengan konseling ada tiga hal yang berkenaan dengan masalah kurangnya
tilikan, yaitu gambaran atau kesan palsu, saringan psikologis, kebingungan.
4 Memulai Suatu Hubungan Baru
Konseling memberi peluang kepada orang untuk memperoleh suatu
jenis hubungan baru yang mungkin belum diperoleh sebelumnya. Dalam konsleing,
klien berinteraksi dengan konselor dalam serangkaian wawancara konseling.
Selama interaksi ini klien akan menghayati suatu hubungan baru yang dapat
mengembangkan keadaan pribadinya. Konselor yang efektif adalah seorang yang
sehat secara psikologis, peduli kepada orang lain dalam konseling, mengetahui
pengetahuan tentang perilaku, dan memiliki keterampilan untuk membantu orang
lain. Dengan kualitas seperti ini, klien yang berinteraksi dengan konselor,
akanmemperoleh pengalaman baru yang mungkin belum diperoleh sebelumnya atau
dalam hubungan-hubungan lainnya. Mungkin ada seseorang yang pernah berhubungan
dengan orang yang sehat psikologis tetapi kurang memiliki keterampilan membantu
akan tetapi kurang memiliki pengetahuan tentang perilaku.
5 Meningkatnya Kebebasan Psikologis
Banyak orang menghadapi kesulitan
dan masalah karena dalam dirinya terdapat kekurang bebasan dalam menayatakan
hal-hal yang bersifat psikologis. Misalnya merasa takut untuk berbeda pendapat
dengan orang lain, malu mengakui kesalahan diri sendiri atau kesalahan orang
lain, merasa tidak bebas untuk menyatakan perasaan tertentu, dsb.
Konseling pada hakekatnya memberikan kesempatan kepada individu untuk mampu
menyatakan dirinya secara bebas dan benar. Dalam konsleing, individu dibantu
untuk bagaimana menyatakan hal-hal yang bersifat psikologis dengan cara yang
dapat dibenarkan. Beberapa kebebasan psikologis yang dapat dikembangkan melalui
konseling yaitu kebebasan untuk mengakui ketidaksempurnaan diri sendiri,
mempertanggungjawabkan perilaku sendiri, mengecewakan orang lain, dan untuk menyatakan
perasaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar